Jumat, 17 Juni 2011

BUDAYA DAYAK KENYAH

Sekilas Suku Dayak Kenyah



Oleh Ndan Imang
Siapa “Dayak Kenyah?”


Bagi kebanyak orang khususnya yang tinggal di Kalimantan Timur, kata atau Suku Dayak mungkin sudah cukup dikenal.  Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa suku Dayak terdiri dari lebih 18 kelompok etnis, yang bahkan memiliki bahasa yang sangat berbeda. Salah satu dari 18 kelompok  etnis tersebut adalah Dayak Kenyah
Berbeda halnya dengan kata ‘dayak’, arti dan asal-usul kata “kenyah” sampai sekarang belum diketahui dengan pasti maknanya, sejak kapan digunakan dan berasal dari kata dasar apa. Istilah ‘kenyah’ adalah sebuah istilah yang sulit dijelaskan karena kurangnya referensi tentang kata tersebut.  Bahkan dalam bahasa Kenyah sekalipun kata ‘kenyah’ tidak ditemukan atau tidak memiliki makna tertentu. Beberapa narasumber yang diwawancarai juga belum dapat memberikan penjelasan mengenai asal-usul dan makna kata ‘kenyah’.  Okushima (2008) hanya menjelaskan bahwa kata “kenyah” mungkin berasal dari kata “ken’eah”, yang intinya adalah ‘Kenyah’ not only for the so-called Kenyah, but also for Kayanized subgroups, meaning ‘not pure Kayanic,’ or ‘not original Ga’ay yang berarti bahwa Kenyah tidak hanya dipakai untuk nama suku Kenyah saja, tetapi juga untuk menamakan sub-Kayan lainnya yang “tidak murni Kayan atau bukan berasal dari Ga’ay”.
Karena belum ada makna harafiah dari kata ‘kenyah’, beberapa peneliti mencoba mendeskripsikan kata ‘kenyah’ dari cara hidup dan ciri-ciri umum kelompok suku ini.  Seorang peneliti Jepang, Inoue (2000) dan Italia Soriente (2003) mendeskripsikan ‘kenyah’ sebagai sekelompok orang yang hidup di pedalaman Borneo atau Apau Kayan dan Sarawak. Kenyah mencakup berbagai sub-suku yang secara etnik, kultural, maupun asal-muasal berbeda.  Kata ‘Kenyah’ tidak dapat dijelaskan dengan satu rumusan saja, harus meliputi berbagai ciri yang ditemukan pada kelompok tersebut.  Selanjutnya Cleary dan Eaton (1993) mendeskripsikan suku Kenyah berpenampilan energik, bergerak cepat, tubuhnya berotot tapi ramping, kulit bersih dan bebas dari penyakit kulit. Sedangkan ‘Apau Kayan’ adalah dataran tinggi di hulu S. Kayan yang meliputi areal seluas 10.000 km2.  Saat ini Apau Kayan meliputi 6 kecamatan yaitu Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Kayan Selatan, S. Boh, Bahau Hulu,  Mentarang Hulu dan sebagian Sarawak (Malaysia).
Dari aspek linguistik atau bahasa yang digunakan, suku Dayak dibagi ke dalam 5 grup, salah satunya adalah ‘Kayan-Kenyah’, termasuk suku ‘Kenyah’.  Suku Bahau, Modang, Aoheng juga termasuk dalam klasifikasi tersebut.  Dari aspek linguistik tersebut terlihat bahwa ‘kenyah’ termasuk kedalam grup ‘Apau Kayan’ atau ‘Kayan-Kenyah’.  Klasifikasi berdasarkan linguistik yang dikemukakan oleh Devung (2001) adalah Barito Timur, Barito Mahakam, Apo Duat (Apau Da’a) dan Rejang-Baram.
Pembagian Sub-sub Suku Kenyah dan Arti Nama Suku/lepo
Dari uraian terdahulu bahwa rumah panjang atau uma’ yang ada di kampung Apau Da’a berjumlah 40 buah, dimana tiap-tiap rumah panjang diisi oleh kelompok yang memiliki dialek/bahasa yang sama.  Tidak diketahui dengan jelas bagaimana nama ”kenyah” muncul dari sekitar 40 uma’ yang ada.  Namun diperkirakan bahwa uma’-uma’ yang memiliki dialek yang sama, merekalah yang masuk dalam sub suku Kenyah.
Bagaimana sejarah timbulnya nama-nama sub-suku tersebut?
Dari beberapa narasumber[2] yang diwawancarai maupun dokumen tertulis, nama-nama sub-suku tersebut dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) versi yaitu:
(1)   Nama berdasarkan letak atau kondisi rumah panjang (umaq) yang ditinggali masing-masing kelompok, misalnya Uma’ Lasan karena halaman rumah mereka lasan atau tidak berumput, atau Uma’ Alim karena di depan rumah ada pohon alim (kwini), dan seterusnya yang akan dijelaskan lebih detail di bagian bawah.
(2)   Nama berdasarkan jenis tumbuhan, akar atau liana yang menjadi ciri khas pada setiap bekas pondok (belaka lepau) masing-masing kelompok pada saat mereka menjelajahi hutan untuk berburu dan meramu hasil hutan sebagai pertanda ”otoritas suatu wilayah” agar tidak menimbulkan saling curiga yang dapat berakibat terjadinya perang saudara. Sebagai contoh, Lepo’ Tukung, biasanya mengikat  aka betukung pada bekas pondok yang ditinggal.  Jika ada kelompok lain melihat tanda ini, mereka mengerti bahwa bekas pondok (belaka lepau) ini milik Lepo’ Tukung, demikian juga Lepo’ Bakung, dst.
(3)   Nama berdasarkan kebiasaan dan kondisi masing-masing kelompok seperti misalnya Lepo’ Ke, kelompok ini biasanya telaten meke atau mengikis sampai sampai halus sesuatu yang dibuat, misalnya kerajinan rotan atau perkakas kayu.  Demikian juga Lepo’ Kuda’, dalam bahasa Kenyah dan bahasa Dayak lainnya seperti Lundayeh. kudaq berarti ’berapa’.  Konon diantara sub-sub suku Kenyah, anggota kelompok ini relatif kecil sehingga sub-suku lain sering menanyakan ’berapa’ atau ’kuda’ jumlah anggota kelompok ini.
(4)   Nama berdasarkan tempat spesifik dimana kelompok tersebut pernah membuat rumah untuk menetap sementara waktu, misalnya nama Lepo’ Ma’ut merupakan nama satu dataran tinggi (apau) yang bernama Apau Ma’ut, dsb.
Secara harafiah, arti kata ‘Lepo’’  (sebagian peneliti menulisnya leppo’) adalah ‘kampung’ atau ‘desa’ sedangkan uma’ adalah ‘rumah panjang’.  Namun dalam pemakaiannya untuk menyebutkan nama salah satu sub-suku Kenyah seperti Lepo’ Tau atau Uma’ Baka, pengertian kedua istilah tersebut sama saja, tidak ada perbedaannya, keduanya menunjukkan nama salah satu sub-suku Kenyah. Kata uma’ dipakai pada waktu kelompok tersebut masih bergabung dengan sub-suku lainnya di kampung Apau Da’a, sedangkan kata lepo’ mulai dipakai setelah masing-masing uma’ berdiri sendiri membentuk satu desa atau lepo’.
Namun dari asal-usulnya, Soriente (2003) menyatakan bahwa kata ‘lepo’ dipakai untuk satu kelompok etnis yang keberadaannya dimulai dari kesatuan atau gabungan beberapa ‘uma’ atau rumah panjang.  Sedangkan etnis yang namanya memakai nama ‘uma’, keberadaannya dimulai dari hanya satu rumah panjang (uma’) saja.  Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa sub-etnis yang namanya dimulai dengan kata ‘lepo’ memiliki populasi lebih besar dibandingkan sub-etnis yang memakai kata ‘uma’. Berdasarkan kebiasaan juga, dua sub-suku tidak memakai kata Lepo’ atau Uma’ di depan nama sub-suku yaitu Bakung dan Badeng.  Keduanya dapat saja memakai salah satu kata tersebut di atas namun tidak digunakan.
Arti nama masing-masing sub-suku berasal dari keterangan lisan beberapa narasumber, dan mungkin saja ada pendapat lain dari arti nama sub-suku tersebut sehingga apa tertulis di sini tidak bersifat mutlak.  Beberapa contoh arti nama sub-suku tersebut antara lain.
(1)         Bakung.  Nama ‘bakung’ berasal dari 3 versi.  Yang pertama, berasal dari nama sebuah rawa (bawang) di hulu Sungai Iwan.  Rawa Bakung ini merupakan tempat yang pertama ditinggali suku Bakung setelah memisahkan diri dengan kelompok atau sub-sub suku lainnya di Apau Daha. Yang kedua, berasal dari nama akar ’bakung’ yang biasa diikatkan pada bekas pondok (belaka lepau) kelompok ini, dan yang ketiga dan  kemungkinan besar merupakan asal nama bakung adalah nama Sungai (alo) Bakung di hulu S. Bahau dimana kelompok ini pernah menetap setelah pindah dari S. Belaga-S. Baram (Malaysia) dan kemudian ke Sungai Bakung.
(2)         Badeng.  Sama seperti “Bakung” yang tidak menggunakan kata lepo’ atau uma’ di depan nama sub-sukunya.  Belum ada informasi yang dapat dipercaya mengenai asal-usul nama Badeng.
(3)         Lepo’ Kulit.  Pada waktu tinggal dalam satu kelompok besar dengan suku lainnya di Apau Da’a (Daha) di hulu Sungai Iwan, rumah panjang kelompok ini terbuat dari kulit kayu, sehingga dinamakan Lepo’ Kulit.
(4)         Lepo’ Maut.  Secara harafiah, dalam bahasa Kenyah Lepo’ Ma’ut adalah lawan kata dari Uma’ Lasan. Di halaman rumah kelompok ini ada lahan tertentu yang memang dibiarkan ditumbuhi semak yang merupakan sebuah pertanda khusus[3].  Versi lainnya menurut Lahang dan Njau (1999), nama Lepo’ Ma’ut berasal dari nama sebuh dataran tinggi dimana kelompok ini pernah menetap sementara waktu yaitu ’Apau Ma’ut’.
(5)         Lepo’ Tepu.  Kelompok ini terkenal dengan kebiasaanya menanam tebu di sekitar rumahnya sehingga dinamakan Lepo’ Tepu atau rumah yang memiliki banyak tebu.
(6)         Lepo’ Jalan. Letak rumah kelompok ini berada di muara Sungai Jalan ketika masih menetap di Apau Da’a.  Kata ‘jalan’ dapat juga berasal dari nama sejenis hewan kecil bernama ‘jalan’ .
(7)         Lepo’ Tau.  Menurut seorang tokoh Lepo’ Tau[4], kata ‘tau’ berasal beraka’ tau, yaitu sebuah tugu (belawing) kayu setinggi sekitar 2 m yang dibelah empat pada ujungnya untuk meletakkan telur ayam (padau) kemudian diserut (serbu) yang dipakai untuk melihat jalannya matahari (tau) untuk menentukan musim yang baik untuk mulai menugal (lihat juga Liman Lawai, 1999).
(8)         Lepo’ Tukung.  Setiap bekas pondok (belaka lepau) kelompok ini selalu diberi tanda dengan mengikatkan sejenis akar yang disebut aka betukung, yang kemudian disebut tukung.  Jika orang menemukan bekas pondok di dalam hutan dan pada bekas pondok tersebut terdapat aka betukung, berarti ini bekas pondok ‘Lepo’ Tukung’ dan daerah itu berada di bawah otoritas Lepo’ Tukung.
(9)         Lepo’ Nyibun.  ‘Nyibun’ dalam bahasa Kenyah berarti ‘jambu biji’.  Sumber yang dapat dipercaya mengenai asal-usul nama lepo’ ini belum ada, namun menyimak pemberian nama pada kelompok lainnya, ada kemungkinan di sekitar rumah panjang (uma’) kelompok ini terdapat banyak pohon jambu biji.
(10)     Uma’ Baka.  Tidak diketahui dengan pasti asal kata “baka”, namun ada kemungkinan berasal dari kata “belaka” yaitu bahasa Kenyah yang berarti “kerangka rumah” atau rumah yang sudah tidak dipakai sehingga tinggal kerangkanya saja yang tersisa.
(11)     Uma’ Lung.  Pengertian nama Uma’ Lung juga ada dua versi seperti nama sub-suku Kenyah lainnya.  Pengertian kata ‘lung’ dalam bahasa Kenyah ada dua yaitu: ‘muara sungai’ dan yang kedua berasal dari sejenis keladi hutan yang bernama ‘lung’.  Keladi hutan ini biasanya dipakai oleh suku Kenyah untuk menolak bala atau mengusir roh jahat.  Dengan demikian Uma’ Lung dapat berarti bahwa rumah kelompok ini berada di muara sebuah sungai ketika berada di hulu Sungai Iwan atau hulu Sungai Bahau.  Versi lainnya mengatakan bahwa ‘belaka lepau’ kelompok ini selalu ditandai dengan adanya sejenis keladi ‘lung’ yang diikat pada bekas pondok ketika bertualang (san) di dalam hutan.

Minggu, 29 Agustus 2010

Ekonomi Pembangunan Perkotaan

Paradigma pembangunan (Agenda 21 1996)
1. Pengentasan Kemiskinan (Poverty Alleviation)
Negara Kaya (maju) membantu Negara miskin ( Pembangunan Kelestarian Lingkungan).
2. Pelestarian Lingkungan (Environ Mental Protection)
3. Partisipasi dan Pemberdayaan (Participation and Empowerment)
Dalam hal ini masyarakat berhak untuk :
1. Mengetahui
2. Memahami
3. Terlibat
4. Menjaga

MDG’S (Mellenium Development Gold’s)

1. Habitat 1 (thn 1976) : Tekanan Prioritas
Pembangunan Fisik :
- Land Management ( Pemanfaatan tata ruang kota)
- Lowcotshaucing (Ketersediaan perumahan randah)
- Perencanaan pembangunan kota oleh pemerintah (Cityes planning)

Pelaksanaan habitat I dilaksanakan oleh TRIMITRA pembangunan (Pemerintah, Swasta, masyarakat), namun peranan terbesar dilakukan oleh pemerintah kerena pemerintah memiliki sumber daya lebih besar dari yang lain.
2. Habitat 2 (thn 1996) : Prioritas
- Provaiding urban service to the poor (Ketersediaan pelayanan untuk kelompok miskin perkotaan, sehingga orientasi pembangunannya kepada manusia (human))
- Healther environment (Ketersediaan lingkungan yang sehat)
- Finance for people in cityes (pendanaan pembangunan perkotaan oleh penduduk)
3. Habitat 3 (thn 2016).
Pembangunan perkotaan yang dilaksanakan pemerintah tidak mampu mengakomodir perkembangan kota yang pesat, maka disini perlu keterlibatan masyarakat dan swasta. Proses ini dinamakan proses swastanisasi paradigma pembangunan kota habitat II menekan pada partisipasi dan pemberdayaan masyarakat yang nafasnya sama dengan :
- Demokratisasi
- Deregulasi
- Debirokratisasi

Sustainabel Development
Dalam proses pembangunan yang berkelanjutan terdapat konsep :
Rowing yaitu (Digerakkan) Regulasi/penigkatan perekonomian suatu daerah
Stearing Yaitu (Mengarahkan) Deregulasi/Pengarahan system perekonomian yang sudah ada.
Penerapan participation management harus mengikut sertakan kelembagaan masyarakat local dengan konsep Radicalitation of local intstitution yaitu konsep kembali ke akar untuk mengenal terlebih dahulu (institusi).
Untuk melaksanakan pembangunan kota yang lifebel cityes, kelembagaan local / way of life tidak boleh dicabut oleh karena cara hidup alasan moderenisasi
Prinsip-prinsip yang harus dipahami dalam pembangunan :
1. Mengetahui kebutuhan local masing-masing.
2. Pandangan yang holistic (menyeluruh)
3. kesatuan pandang semua pihak yang berkepentingan mission statement terutama dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat local
4. koordinasi
5. pengguna Sumber daya yang efektif dan efesien
6. Peningkatan keterlibatan masyarakat local dalam perencanaan dan penigkatan kota
7. pemerintah local sebagai mandataris local, selain didengar harus juga mendengar (keberpihakan)


Nilai-nilai pembangunan kota
1. menghargai martabat individu dan toleransi terhadap perbedaan antar warga dan harus ada tanggung jawab bersama untuk tujuan bersama.
2. masyarakat harus memnuhi kebutuhan warganya.
3. udara, air, tanah yang bersih adalah kebutuhan semua makhluk termasuk binatang dirawa-rawa
4. orang mau hidup dalam keanekaragaman budaya maka pembangunan kota harus mengakomodir keberagaman ( tempat ibadah sebagi kekayaan nilai-nilai tersebut akan mempangaruhi perencanaan kota.

Pembangunan kota tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan di pedesaan, 65% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan, oleh karena itu pembanguan pertanian menjadi sangat penting selain memenuhi bahan baku industri (sector perkotaan) juga menciptakan pendapatan dan lapangan kerja di pedesaan. Untuk mengintegrasikan pembangunan dengan pedesaan diperlukan ketersediaan Infrastruktur transportasi (Rostow).

Permasalahan pedesaan
1. Penyempitan lahan pertanian oleh tinggnya pertumbuhan penduduk (khusus jawa, bali, madura )
Menjawab pernyataan diatas adalah reseltmen transmigrasi
2. potensi ekonomi yang tinggi mengalami kekurangan tenaga kerja
3. Rendahnya sarana dan prasarana transportasi produksi pasca panen, lembaga keuangan dan sarana pemasaran.
4. Tekanan terhadap lingkungan pemanfaatan kawasan budidaya untuk pemukiman

Kebijakan pembangunan di pedesaan
1. Perluasan lapangan kerja
Ekstensifikasi-menambah lahan-produktivitas-pernyrapan TK
Intensifikasi-peningkatan produk-pengelolahan lahan modern-bibit unggul-pemupukan/pengairan-pembasmian hama
Diversifikasi: menciptakan sesuatu diantara yang lama/yang lama diperbaharui
2. Prioritas pembangunan pedesaan diarahkan pada daerah minus / terisolasi / dan tertinggal
3. pembangunan pemukiman baru-transmigrasi local
4. peningkatan partisipasi masyarakat desa


Add caption
Oleh: Calvianus Extrada,SE

Selasa, 08 Juni 2010

TERAPI AIR PUTIH

Tuhan telah memberi kita air yang banyak dan gratis. Tanpa mengeluarkan uang untuk obat-obatan, tablet, suntikan, diagnosa, upah dokter,dll. Hanya minum air minum, penyakit di bawah ini bisa disembuhkan. Anda tak akan percaya sebelum melakukannya. Di bawah ini daftar penyakit yang dapat disembuhkan oleh terapi ini:

1. Sakit Kepala
2. Asma
3. Hosthortobics
4. Darah Tinggi
5. Bronchitis
6. Kencing Manis
7. Kurang Darah
8. TBC
9. Paru-paru
10. Penyakit Mata
11. Rematik
12. Radang Otak
13. Lumpuh
14. Batu Ginjal
15. Haid Tidak Teratur
16. Kegemukan
17. Penyakit Saluran Kencing
18. Leukimia
19. Radang/Sakit Persendian
20. Kelebihan Asam Urat
21. Kanker Peranakan
22. Radang Selaput Lendir
23. Mencret
24. Kanker Payudara
25. Gangguan Jantung
26. Disentri
27. Radang Tenggorokan
28. Mabuk, Pusing, Gamang
29. Ambeien
30. Sembelit
31. Batuk

Bagaimana Air Minum Itu Bekerja?

Meminum air minum biasa dengan metode yang benar, memurnikan tubuh manusia. Hal itu membuat usus besar bekerja dengan lebih efektif dengan cara membentuk darah baru, dalam istilah medis dikenal sebagai aematopaises. Bahwa mucousal fold pada usus besar dan usus kecil diaktifkan oleh metode ini, merupakan fakta tak terbantah,
seperti teori yang menyatakan bahwa darah segar baru diproduksi oleh mucousal fold ini. Bila usus bersih, maka gizi makanan yang dimakan beberapa kali dalam sehari akan diserap dan dengan kerja mucousal fold, gizi makanan itu diubah menjadi darah baru.

Darah merupakan hal paling penting dalam menyembuhkan penyakit dan memelihara kesehatan, dan karena itu air hendaknya dikonsumsi dengan teratur.

Bagaimana Melakukan Terapi Air ini ?

Pagi hari ketika anda baru bangun tidur (bahkan tanpa gosok gigi terlebih dahulu) minumlah 1.5 liter air, yaitu 5 sampai 6 gelas. Lebih baik airnya ditakar dahulu sebanyak 1.5 liter. Ketahuilah bahwa nenek moyang kami menamakan terapi ini sebagai "usha paana chikitsa".

Setelah itu anda boleh mencuci muka. Hal yang sangat penting untuk diketahui bahwa jangan minum atau makan apapun satu jam sebelum dan sesudah minum 1.5 liter air ini. Juga telah diteliti dengan seksama bahwa tidak boleh minum minuman beralkohol pada malam sebelumnya. Bila perlu, gunakanlah air rebus atau air yang sudah disaring.

Apakah mungkin Minum 1.5 Liter Air Sekaligus?

Untuk permulaan, mungkin akan terasa sulit meminum 1.5 liter air sekaligus, tapi lambat laun akan terbiasa juga. Mula-mula, ketika latihan, anda boleh minum 4 gelas dulu dan sisanya yang 2 gelas diminum dua menit kemudian. Awalnya anda akan buang air kecil 2 sampai 3 kali dalam satu jam, tapi setelah beberapa lama, akan normal kembali. Menurut penelitian dan pengalaman, penyakit-penyakit berikut diketahui dapat disembuhkan dengan terapi ini, dalam waktu seperti tertulis di bawah ini:

Sembelit - 1 Hari
TBC Paru-Paru - 3 Bulan
Kencing Manis - 7 Hari
Asam Urat - 2 Hari
Tekanan Darah - 4 Minggu
Kanker - 4 Minggu

Catatan :
Disarankan agar penderita radang / sakit persendian dan rematik melaksanakan terapi ini tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam satu jam sebelum makan-selama satu minggu, setelah itu dua kali sehari sampai penyakitnya sembuh.

Kami mohon dengan sangat, metode di atas dibaca dan dipraktekkan dengan seksama. Sebar luaskanlah pesan ini kepada teman-teman, sanak saudara dan tetangga karena hal ini merupakan persembahan pada kemanusiaan. Dengan rahmat Tuhan, setiap orang hendaknya menjalani hidup sehat

" BILAMANA ANDA BERPARTISIPASI DALAM PENEBARAN INFORMASI INI ANDA BAGAIKAN SEORANG DOKTER YANG TELAH MENYEMBUHKAN BERIBU-RIBU BAHKAN BERJUTA-JUTA MANUSIA "

Minggu, 30 Mei 2010

Manfaat Rosella

1. Sebagai Anti Oksidan

Anti Oksidan
Di Indonesia, penelitian tentang uji komponen zat gizi dan aktifitas anti oksidan pada kelopak bunga rosella pernah diteliti oleh Ir. Didah Nurfaridah di tahun 2005, dalam penelitiannya , staf pengajar departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi pertanian, Institut Pertanian Bogor, menemukan bahwa kadar anti oksidan dalam kelopak bunga rosella kering jauh lebih tinggi dibanding dengan tanaman kumis kucing dan bunga knop. Zat aktif yang paling berperan dalam kelopak bunnga rosella meliputi gossypetin, anthosianin, dan glucoside hibiscin.

Kadar anti oksidan yang tinggi pada kelopak rosella dapat menghambat radikal bebas. Beberapa penyakit kronis yang banyak ditemui saat ini banyak disebabkan oleh paparan radikal bebas yangn berlebihan. Diantaranya kerusakan ginjal,, diabetes, mellitus, jantung koroner, hingga kanker. Selain itu, radikal bebas juga dapat menyebabkan proses penuaan dini.

Semakin pekat warna merah pada kelopak bunga rosella, rasanya akan semakin asam dan kandungan anthosianin (sebagai anti oksidan) semakin tinggi. Sayangnya kadar anti oksidan tersebut menjadi berkurang bila mengalami proses pemanasan dan pengeringan (dengan oven). Kadar anti oksidan tersebut berada pada tingkat tertinggi jika dikonsumsi dalam bentuk kering.

2. Anti Kanker
Jaringan Kanker dalam Tubuh Kanker
Dengan adanya anti oksidan, sel-sel radikal bebas yang merusak inti sel dapat di hilangkan. Itu sebabnya rosella memiliki efek anti kanker.

Hasil penelitian Hui-Hsuan lin dari Institute Of Biochemistry dan Biotechnology, Chung San Medical University, Taichung, Taiwan. Membuktikan bahwa rosella bersifat anti kanker lambung. Penelitiannya menemukan anti oksidan rosella membunuh sel kanker dengan metode sitotoksis dan apoptosis.

Penelitian lain yang dilakukan oleh DE-Xing Hou di Jepang, seorang peneliti dari Department of Biochemical Science Ang Technology, Faculty Of Agricultur, Kagoshima University, Jepang, menemukan bahwa delphidin 3-sambubioside, antioksidan rosella ampuh mengatasi kanker darah alias leukemia.. Cara kerjanya dengan menghambat terjadinya kehilangan membrane mitokondria dan pelepasan sitokrom dari mitokondria ke setosol.

3. Anti Hipertensi
Hipertensi Darahtinggi
Mauren Williams, ND, seorang Dokter naturopathy dari Bastyr University di Seattle, Amerika Serikat, telah melakukan studi terhadap 70 orang dengan tingkat penyakit hipertensi ringan hingga sedang yang berada dalam kondisi sehat dan tidak melakukan pengobatan apapun sejak sebulan sebelum penelitian dilakukan. Secara acak, sebagian orang diminta untuk mengkonsumsi the rosella sebanyak 1 liter sebelum sarapan pagi, sebagian lagi mengkonsumsi 25 mg obat anti hipertensi. Setelah empat minggu, ternyata tekanan darah diastolic berkurang hingga sepuluh angka untuk 79 % orang yang mengkonsumsi rosella dan 84 % untuk orang yang mengkonsumsi obat antihipertensi.

4. Penjaga Hati
Hati Hati
Chau-Jung Wang dari Institute Of Biochemistry and Biotechnology, College Of Medicine, Chung San Medical University, Taichung Taiwan, menemukan khasiat lain rosella. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ekstrak rosella dapat mellindungi liver tikus. Setelah diberi 1-5 % rosella selama 9 minggu, kerusakan hati seperti steasis dan fibrosis turun. Metode kerjanya dengan cara menurunkan aspartate aminotransferase (ALT), memperbaiki jumlah glutathione yang berkurang, serta menghambat peningkatan jumlah perosida lemak akibat injeksi penyakit hati.

5. Mencegah Osteoporosis
Osteoprosis Osteoprososis Os
Zat terpenting dalam rosella yang berperan mencegah osteoporosis adalah kalsium. Kandungan kalsium dalam rosella cukup tinggi yaitu 486 mg/100 gr. Fungsi utama kalsium adalah mengisi kepadatan (densitas) tulang. Kalsium di dalam tulang mempunyai dua fungsi yaitu sebagai bagian integral dari struktur tulang dan sebagai tempat penyimpanan kalsium. Pada tahap awal pertumbuhan janin, dibentuk matriks sebagai cikal bakal tulang tubuh. Kemudian matriks tersebut semakin menguat melalui proses kalsifikasi yaitu terbentuknya kristal mineral. Kalsium dan fosfor merupakan unsur utama dalam struktur tersebut, sehingga keduanya harus berada dalam jumlah yang cukup terdapat dalam cairan yang mengelilingi matriks tulang.

6. Manfaat lain Bunga Rosella
Rosella Rs
Manfaat lain dari bunga rosella yaitu sebgai laksative dan diuretik alami, yang dapat menjaga kesehatan ginjal, menurunkan tekanan darah, mengurangi gejala batuk yang disertai dengan dahak, juga menyegarkan dan menghilangkan dahaga. Selain diolah menjadi teh, selai, jeli dan sirup, rosella dapat juga diolah menjadi minuman segar yang pembuatannya sangat mudah.